SMTI Utamakan Pembinaan Karakter

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

DI LABORATORIUM – Siswa-siswa SMTI sedang melakukan praktek di ruang laboratorium (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

YOGYAKARTA, (TubasMedia.Com) – Budi pekerti dan sopan santun adalah mata pelajaran yang tidak bisa dikesampingkan dari dunia pendidikan. Budi pekerti dan sopan santun adalah merupakan pangkal pembinaan karakter manusia. Jika seseorang tidak lagi berbudi pekerti dan tidak sopan, itu artinya karakternya sudah rusak.

Demikian inti obrolan TubasMedia.Com dengan Kepala Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Yogyakarta, Dra Tri Ernawati MSi, Rabu pekan silam di kantornya.‘’Pembinaan karakter serta mata pelajaran budi pekerti dan sopan santun adalah menjadi yang utama di sekolah ini,’’ kata Tri Ernawati mengawali obrolan.

Menurutnya, keterampilan menguasai matematika juga sangat penting. Tapi untuk bisa tampil menjadi manusia penganyom di masa depan, penguasaan matematika bukan segalanya dan tidak bisa dijadikan penentu.

Tri Ernawati bercerita, suatu saat waktu penerimaan murid baru, mereka menolak seorang siswa yang mendapat angka 10 mata pelajaran matematika di sekolah asal. Pasalnya, si anak tersebut tidak bisa mengikuti test yang erat kaitannya dengan budi pekerti. ‘’Ya, kami tolak dan dinyatakan kalah testing,’’ jelasnya.

SMTI katanya, memang sudah 62 tahun mendapat kepercayaan dari kalangan industriawan sebagai sekolah yang menelorkan pekerja siap pakai yang berbudi pekerti dan sopan santun yang tinggi.

Tahun 2011 lalu lanjutnya, dari 160 lulusannya, hanya 50 siswa yang melanjutkan studynya ke perguruan tinggi dan selebihnya langsung bekerja di beberapa industri dan terdapat 17 industri yang memesan lulusan SMTI, hingga kini belum bisa dipenuhi permintaannya.

Sementara itu, tahun 2012 siswanya sebanyak 163 dinyatakan lulus 100 persen dan 108 di antaranya langsung disalurkan ke beberapa industri dan selebihnya melanjut ke perguruan tinggi.

“Memang begitu, cukup banyak industri yang sudah memesan tenaga kerja siap pakai lulusan dari SMTI. Bahkan kami tidak mampu memenuhi permintaan dunia usaha karena keterbatasan daya tampung siswa,” lanjutnya.

SMTI yang kini sudah dinyatakan sebagai sekolah favorit di Yogyakarta diakui sungguh sangat ketat pada seleksi penerimaan siswa yang dilakukan sampai lima tahap. Pertama seleksi psykhotes, kemudian tes fisyk, tes warna, memeriksa badan bertato atau tidak dan terakhir wawancara. Hampir setiap tahun ajaran penerimaan siswa baru, SMTI dibanjiri pendaftar hingga mencapai 800 siswa dan yang bisa diterima sesuai daya tampung hanya 180 siswa.

Satu hal yang menarik di sekolah binaan Kementerian Perindustrian ini adalah pernyataan tertulis dari para siswa yang tidak boleh berkelahi apalagi tawuran. ‘’Kita buatkan peraturannya secara tertulis, jika berkelahi atau tawuran harus keluar dari sekolah,’’ jelasnya.

Peraturan itu-pun katanya diterapkan secara tegas dan tidak pernah bisa ditawar sehingga tidak satu-pun dari anak-anak didik SMTI yang berani melanggar. ‘’Mereka umumnya menjadi disiplin, teratur dan sopan,’’ katanya.

Menjawab pertanyaan dikatakan mata pelajaran budi pekerti amat bermanfaat menjaga anak-anak usia sekolah dari godaan lingkungan yang tidak sehat. Dengan telah menguasai budi pekerti, katanya, baik orang tua maupun tenaga pendidik di sekolah, tidak sulit lagi mengawasi putra-putrinya sebab sudah masing-masing menjaga diri sendiri-sendiri.

‘’Akses teknologi dan informasi saat ini kan amat cepat mengunjungi setiap orang bahkan informasi dari seluruh dunia terbuka lebar, masuk hingga ke kamar tidur menyebabkan orang tua dan para guru tidak mungkin lagi bisa mengawasinya setiap saat. Nah, melalui pelajaran budi pekerti itulah anak-anak bisa dilindungi dari godaan-godaan yang negatif,’’ jelasnya.

Di bagian lain keteragannya, Tri Ernawati mengatakan mednghadapi perkembangan dunia akademis yang begitu pesat, SMTI mengembangkan kurikulum berstandar internasional. Hal ini dibuktikan dengan tekah digandengnya VAPRO Internasional yang berkantor pusat di Belanda.
Dengan strategi tersebut, maka materi pembelajaran SMTI telah memenuhi standar Eropa untuk bidang Healty Safety and Environmentt, Course Curiculum dan Laboratory Management.

Selain menggandeng VAPRO, SMTI juga akan menerapkan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan dalam waktu dekat di seluruh ruang kelas sudah ada RSBI. Karena itu, guna merealisasikan visi RSBI, SMTI mengadakan unggulan dengan cara menghadirkan staf pengajar yang berasal dari kalangan dosen, praktisi professional dan native speaker.

Selain itu dikembangkan pula proses belajar berbasis IT dan digital library, home stay village, kunjungan ke industry, outdoor activity dan table manner. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS