SOAL BATALNYA SAMSUNG BUKA PABRIK PONSEL Birokrasi Perizinan Masih Panjang

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

Lili Asdjudiredja

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Anggota DPR Lili Asdjudiredja mengemukakan beberapa perkiraan penyebab Samsung batal mendirikan pabrik telepon seluler (ponsel) di Indonesia dan memilih Vietnam sebagai lokasi baru. Diperkirakan, faktor penarik dari Vietnam, antara lain, pajak dan suku bunga bank kecil. Sedang masalah di dalam negeri menyangkut birokrasi perizinan masih panjang dan infrastruktur kurang.

Menjawab pertanyaan tubasmedia.com, akhir pekan lalu, Lili mengemukakan berdasarkan faktor-faktor tersebut Samsung memilih Vietnam, terutama menghadapi terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Sebelumnya, beberapa waktu lalu, BlackBerry (BB) juga batal mendirikan pabrik ponsel di Indonesia dan kemudian memilih Malaysia sebagai lokasi baru.

Soal batalnya Samsung mendirikan pabrik ponsel di Indonesia mengundang berbagai komentar, di antaranya, dari kalangan pedagang, pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Merujuk berita media massa, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perindustrian, Riset & Teknologi, Bambang Sujagad mengharapkan pemerintah menempuh langkah total untuk merealisasikan rencana investasi pabrikan komponen telepon seluler asal Taiwan, Foxconn. Hal itu perlu agar tak terulang kegagalan menarik investor “raksasa” teknologi informasi ke Indonesia.

Diingatkan, beberapa tahun lalu, produsen BB lebih memilih meng-outsource produk mereka di Penang, Malaysia, daripada di Indonesia. Kini, Samsung juga lebih memilih Vietnam sebagai basis produksi ponsel mereka di ASEAN.

Ia mengatakan, Foxconn hingga saat ini masih berminat berinvestasi di Indonesia. Namun, kendala utama investasi Foxconn menyangkut masalah lahan. Ia berharap pemerintah tidak mengulangi kegagalan seperti rencana produksi ponsel BlackBerry dan Samsung.

Menurut Bambang, gagalnya pemerintah menjemput Samsung ke dalam negeri sangat merugikan. Jutaan lapangan kerja yang seharusnya tercipta di Indonesia kini dinikmati Vietnam. Belum lagi, soal arus impor ponsel yang tinggi di pasar domestik.

Tak Patah Hati

Batalnya Samsung membuka pabrik ponsel di Indonesia tidak perlu membuat patah hati, bahkan putus asa. Begitu dikemukakan Kepala BKPM Mahendra Siregar di Jakarta, Jumat lalu. Ia juga mengatakan, BKPM tidak akan memberikan berbagai insentif kepada investor lainnya, seperti, Foxconn, agar memilih investasi di Indonesia

Mahendra mengungkapkan, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain termasuk Vietnam dalam hal investasi. “Keunggulan kita, kedekatan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya.

Dikemukakan, keunggulan masing-masing negara dalam hal peluang investasi tidak bisa disandingkan dengan satu faktor saja. Misalnya, Vietnam yang unggul dalam insentif penghapusan pajak penghasilan (PPh) atau tax holidays hingga 30 tahun, sedangkan Indonesia hanya 10 tahun. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS