Soal Harga Sembako Pemerintah Harus Lebih Antisipatif

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Harga sembilan bahan pokok atau sembako, seperti beras, minyak goreng, gula dan tepung terigu, naik di beberapa daerah belakangan ini. Kenaikan itu memang tidak tinggi, namun tetap dikeluhkan oleh konsumen, terutama kaum ibu. Menurut pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), naiknya harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan, masih tergolong wajar.

Menurut laporan wartawan tubasmedia.com yang mengamati perkembangan harga di sejumlah pasar, kenaikan harga itu berkisar sekitar seribu sampai dua ribu untuk setiap kilogram. Sementara naiknya harga beras di sejumlah daerah, menurut berbagai kalangan, karena kurang bagusnya hasil panen. Kemungkinan hal itu akibat perubahan iklim.

Sementara itu, operasi pasar beras yang dilancarkan Bulog bekerja sama dengan pemilik toko di Pasar Induk Beras Cipinang, ternyata kurang berpengaruh terhadap harga beras secara umum. Artinya, meskipun dilakukan operasi pasar Bulog, karena hanya jenis Vietnam, maka harga beras jenis lainnya masih tetap tinggi dan tidak bisa ditekan ke level yang lebih rendah.

Kenaikan Merata

Berdasarkan pemantauan di Pasar Induk Beras (PIB) Cipinang, transaksi perdagangan menjelang awal puasa ini masih “sepi”, baik eceran maupun grosir. Hampir semua pedagang beras mengakui kenaikan harga beras yang merata di seluruh daerah disebabkan oleh kegagalan panen di kantong-kantong produksi.

Seorang pedagang beras bernama Agus, mengatakan, sejauh ini pemerintah menutup mata dan terkesan tidak mau mengakui kegagalan panen tersebut.

Harga beras operasi pasar eks Vietnam stok tahun 2010, ditentukan Rp 6.300 per kilogram, tetapi kurang pembelinya. Kenaikan harga beras sudah sejak sebulan yang lalu secara bertahap sampai ke titik tertinggi sekarang ini.

“Sebenarnya harga beras tertinggi di PIB hanya antara Rp 8.200 sampai Rp 8.500 per kilogram. Tidak benar lebih dari itu. Hanya spekulan saja yang mengklaim harga di atas Rp l0.000,” kata Median, pemilik toko beras PD Solo Jaya.

Menurut data, harga grosir pandanwangi Rp 425.000/karung isi 50 kg, muncul Rp 350,000/ per karung, BMN Rp 342.000, SHT Rp 380.000, IR 42 bervariasi dari Rp 350.000, Rp 380.000 sampai Rp 366,000, dan jenis bandung Rp 380.000 per karung isi 50 kg. Sedangkan harga beras Super Solo dan Bandung sama Rp 205. 000 per karung isi 25 kg.

Sedang harga sembako di beberapa pasar tradisional PD Pasar Jaya, antara lain, tepung terigu, gula, dan minyak goreng, merambat naik seribu sampai dua ribu rupiah untuk setiap kg-nya.Yakni, menjadi Rp 8.000, Rp ll.000 dan Rp l2.000 per kg. Sedangkan harga daging sapi naik Rp 5.000, dari sebelumnya Rp 65.000 menjadi Rp 70.000 per kg. Harga telor ayam turun seribu rupiah dari Rp l8.000 menjadi Rp l7.000 per kg.

Harga sayuran dilaporkan stabil. Bahkan harga komoditas unggulan, selain kentang, seperti kol, tomat, cabai, bawang merah, dan bawang putih, menurun tajam. Harga buah-buahan minggu ini cenderung tetap, bahkan ada peluang ekspor semangka ke Hong Kong dan penjualan melon ke luar Jawa cukup besar.

Menurut H. Suminto, staf Pasar Induk Kramat Jati, harga wortel Rp 3.743/kg, tomat Rp 4.643, cabai merah keriting Rp 4.857, cabai merah besar Rp5.639, rawit merah Rp 9.643, rawit hijau Rp 3.756, bawang merah Rp l0.429, bawang putih Rp 7.071. Buah melon Rp 6.971/kg, semangka biji Rp 3.143, dan semangka tidak biji Rp.3.296. alpukat Rp 8.863/kg dan markisa Rp 9.029.

Kenaikan Wajar

Mengomentari kenaikan harga sembako, Ketua Harian YLKI , Sudaryatmo, mengatakan, kenaikan harga menjelang Ramadan bisa dikatakan wajar, terutama jika kenaikan tersebut masih sebatas kenaikan normatif. Artinya, masyarakat atau konsumen masih mampu membeli dengan harga yang terjangkau dan kondisi seperti ini selalu terjadi pada saat menjelang bulan suci Ramadhan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Harian Sudaryatmo menjawab pertanyaan tubasmedia.com. “Sepanjang kenaikan harga itu tidak ekstrem, maka bisa dikatakan wajar. Ekstrem yang saya maksud adalah melebihi inflasi negara secara nasional, sehingga bisa berdampak pada rendahnya daya beli masyarakat, karena kenaikan terlampau tinggi,” katanya.

Meski begitu, pihak pengatur (regulator) dalam hal ini pemerintah, harus lebih bersifat antisipatif, yang mungkin saat ini bisa dilakukan dengan mengintensifkan operasi pasar secara menyeluruh. Operasi pasar perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya permainan di tingkat tengkulak, yang bisa berakibat pada melonjaknya harga.

Dari Purwokerto dilaporkan, berdasarkan data perkembangan Harga Eceran Kebutuhan Pokok pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas, dalam minggu lalu harga beras naik antara Rp 200 sampai Rp 300 per kilogram.  Harga beras Cisadane dari Rp 6.600 per kg pada minggu sebelumnya, naik menjadi Rp 6.900. Beras IR 64 dari Rp 6.900 per kg menjadi Rp. 7.100.  

Harga minyak goreng curah naik dari Rp 8.900 per kg pada minggu sebelumnya menjadi Rp 9.200.   Daging ayam broiler naik dari Rp 25.500 per kilogram menjadi Rp 26.000,  sementara harga telur ayam ras  naik dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 15.500.

Berdasarkan data perkembangan harga per 25 Juli, harga gula pasir, daging sapi, dan telur ayam kampung cenderung tetap.  Harga gula pasir bertahan pada Rp 9.200 per kg, harga daging sapi bertahan pada Rp 63.000 per kg dan harga telur ayam kampung bertahan pada Rp 30.000 per kg.

Komoditas yang harganya naik cukup tajam adalah daging ayam kampung yaitu mencapai Rp 4.000.   Awal minggu sebelummnya harga daging ayam kampung masih Rp 35.000 per kg, minggu lalu sudah mencapai Rp 39.000.  

Namun, harga bawang dan cabai justru menurun.   Harga bawang merah pada minggu sebelumnya Rp 14.600 per kg turun menjadi Rp 11.000. Harga bawang putih Rp 13.000 per kg menjadi Rp 10.500. Harga cabai merah keriting turun dari Rp 5.500 per kg menjadi Rp 5.000.

Tapi, di Kebumen, harga cabai merah besar dan cabai merah keriting naik hingga 33%. Dari Rp 6.000 naik menjadi Rp 8.000 per kg. Selain cabai, harga beras juga naik 14%. Beras Cisadane, beras IR jenis Ciherang dari Rp 5.700 per kg menjadi Rp 6.500. Sedangkan harga beras jenis mentik wangi naik 7% dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 7.500. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS