Struktur Industri TPT Harus Dimantapkan

Loading

Laporan: Redaksi

Ir Budi Irmawan ME

Ir Budi Irmawan ME

JAKARTA, (Tubas) – Membanjirnya pakaian jadi produk Cina di pasar domestik menjelang hari raya lebaran merupakan hal biasa dan hanya bersifat sementara. Namun, pelaku industri TPT (tekstil dan produk tesktil) dalam negeri harus terus meningkatkan kinerja agar mampu bersaing dengan produk Cina yang dijual dengan harga murah.

Hal itu dikatakan Direktur Industri Tekstil dan Aneka, Ditjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Ir Budi Irmawan ME kepada tubasmedia.com di kantornya pekan silam mengomentari berita tentang tidak kurang dari 131 perusahaan industri TPT di sekitar Jawa Barat berencana merumahkan karyawannya karena kalah bersaing dengan produk Cina yang dijual dengan harga sangat murah di dalam negeri.

“Itu cuma sementara. Biasa itu garmen Cina membludak masuk Indonesia mendekati lebaran. Bahkan banyak spekulan yang masuk ke Indonesia. Dan garmen Cina yang dijual di negeri kita adalah produk yang tidak laku lagi di negerinya,” kata Budi.

Ditanya strategi apa yang dilakukan menghadapi gempuran garmen Cina, Budi mengatakan meningkatkan pelatihan agar struktur industri TPT nasional semakin terukur dan bisa memenangkan persaingan. “Satu-satunya jalan adalah memantapkan struktur industri TPT,” lanjutnya.

Diakui oleh Budi, tanpa perbaikan struktur industri TPT, tipis kemungkinan Indonesia memenangkan persaingan dengan TPT Cina. Para pelaku industri TPT pun katanya harus terus memperbaiki desain dan mutu produknya.

Sebelumnya anggota DPR Komisi VI, Lili Asdjudiredja kepada Tubas pekan silam mengungkap 131 perusahaan industri TPT berencana merumahkan karyawan secara bertahap karena tidak kuat lagi menghadapi gempuran garmen produk China yang dijual dengan harga murah di Indonesia. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS