Subsidi Kendaraan Listrik Tidak Penting, Hanya Menguntungkan Orang Kaya

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sejumlah pengamat mulai mempertanyakan urgensi subsidi kendaraan listrik. Mereka berpendapat, kebijakan pemerintah yang digagas untuk menurunkan emisi karbon CO2 tersebut hanya menguntungkan kalangan menengah ke atas.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira secara tegas mengatakan, subsidi motor dan mobil listrik sama sekali tak penting. Itulah mengapa, perlu adanya pertimbangan ulang.

“Apalagi, angkanya cukup besar. Tidak peka terhadap menyempitnya ruang fiskal. Sasaran subsidi mobil listrik pun bermasalah karena cenderung mensubsidi kalangan menengah atas,” ujar Bhima, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (17/12/2022).

Menariknya, Bhima justru memberikan catatan implikasi negatif yang mungkin timbul dari penyaluran subsidi mobil dan motor listrik. Pertama, meningkatkan barang dan suku cadang impor saat produsen di dalam negeri belum siap memenuhi permintaan pasar.

Kedua, transisi energi tak bisa dilakukan hanya dengan perbaikan oleh pengguna kendaraan. Dia juga turut menanyakan sumber hulu energi primer listrik yang masih bergantung pada batu bara.

Menurutnya, jika populasi motor listrik tumbuh, namun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara masih jalan terus, maka polusi udara tetap tinggi. Kenyataan tersebut berbanding terbalik dengan misi pemerintah yang ingin mengurangi emisi karbon.

“Karenanya, sebaiknya, subsidi dulu percepatan transisi energi primernya baru ke pengguna kendaraan,” imbuh dia.

Apa Urgensi Subsidi Kendaraan Listrik?

Senada dengan Bhima Yudhistira, Ketua Umum MTI Pusat, Tory Darmantoro turut mempertanyakan urgensi subsidi kendaraan listrik. Menurutnya, kebijakan itu justru makin memperbanyak populasi mobil dan motor di jalan raya.

Tory menjelaskan, saat ini 80 hingga 90 persen kendaraan yang beredar di jalan raya Indonesia merupakan motor-mobil pribadi. Sementara angkutan umum hanya 10 hingga 20 persen.

Itulah mengapa, ketimbang subsidi kendaraan listrik, pemerintah sebaiknya mengalihkan anggaran tersebut untuk memperbanyak angkutan umum. Selain mencegah pembengkakan subsidi, itu menurutnya bisa mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara.

“Sepeda motor yang akan diprioritaskan mendapat subsidi kendaraan listrik sesungguhnya tidak lebih membutuhkan subsidi ketimbang angkutan umum perkotaan lain yang berbasis bus atau rel,” ungkap Tory melalui keterangan resmi.

Menurut Tory, seandainya pemerintah sungguh-sungguh ingin membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, maka perhatikan juga angkutan umum. Menurutnya, akan lebih baik jika elektrifikasi juga menyasar sektor transportasi publik.

“Subsidi harga jual yang bisa mencapai triliunan rupiah tersebut sebaiknya dialihkan ke pembangunan infrastruktur kendaraan listrik untuk angkutan umum atau paling tidak sebagian dialihkan ke subsidi bus listrik untuk mewujudkan angkutan umum yang berkualitas, terjangkau, dan ramah lingkungan,” kata dia.(sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS