Tahun 2014 Harus Fokus ke Sektor Riil

Loading

Oleh : Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

SEKTOR yang dimaksud adalah sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan dan industri pengolahan. Ketiga sektor tersebut sering disebut sektor tradable. Tahun 2011 yang lalu ketiganya hanya mampu tumbuh sekitar 3-4 persen. Bandingkan dengan sektor jasa-jasa atau sering disebut sebagai sektor non tradable yang mampu tumbuh 7 persen lebih pada periode yang sama.

Ini mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,5 persen tahun 2011 dihela oleh pertumbuhan sektor non tradable. Indonesia yang sedang berusaha mengatasi problem kemiskinan dan pengangguran serta problem ketimpangan antar wilayah, antar kelompok, memerlukan pertumbuhan yang cukup tinggi di sektor tradable. Paling tidak ketiganya harus mampu tumbuh minimal sama dengan pertumbuhan yang dicapai sektor non tradable yaitu sekitar 7 persen. Syukur-syukur lebih besar dari angka itu.

Ketiga sektor tradable harus mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dalam dekade ke depan agar struktur ekonomi nasional tidak rentan. Rentan terhadap gejolak eksternal, rentan terhadap perubahan kurs dan rentan terhadap harga komoditas.

Fokus dan prioritas pembangunan ekonomi Indonesia mulai tahun 2014 sebaiknya dijadikan momentum kebangkitan sektor riil di Indonesia, termasuk fokus untuk peningkatan peran sektor UMKM. Tahun 2014 hingga 10 tahun berikutnya, harus kita jadikan sebagai periode kebangkitan untuk menorehkan karya dan prestasi cemerlang dalam pembangunan ekonomi yang lebih berkualitas.

Kita sebagai rakyat kebanyakan, siapapun pemimpin nasional yang terpilih, harus mampu melakukan kerja keras dan kerja cerdas dengan dedikasi yang tinggi dan semangat pengabdian untuk membangun kekuatan sektor ekonomi riil yang akan membawa kesejahteraan kita semua.

Hindarkan orientasi bekerja yang hanya sibuk otak atik perencanaan yang menghabiskan waktu dan mengubah-ubah sasaran dan target seperti negeri ini sibuk berdebat tentang revitalisasi sektor pertanian, perkebunan, industri gula dan sebagainay.

Tahun 2014 kita harapkan sebagai tahun sedikit bicara dan tahun sebanyak mungkin bekerja, berkarya dan berprestasi dan menghasilkan legacy berupa berputarnya sektor tradable sebagai penyumbang pertumbuhan tinggi bagi ekonomi nasional dan daerah.

Sektor yang patut menjadi prioritas utama adalah membangun ketahanan pangan dan energi, baik di on-farm maupun off-farm yang berada dalam jalur arus utama pelipatan gandaan nilai tambah di dalam negeri. Sektor yang lain adalah menjadi sektor pendukung, yaitu sektor infrastruktur (hard maupun soft) dan pembiayaan.

Lalai dan gagal menjadi tidak fokus ke masalah ketahanan pangan dan energi, maka negeri ini akan menjadi bergantung dari luar dan menjadi net importer pangan dan energi. Jika ini terjadi, maka posisi neraca pembayaran bisa sangat rawan. Gejala menjadi net importer pangan dan energi sudah kita rasakan akhir-akhir ini.

Khusus sektor UMKM, tanpa kecuali, perannya dalam ekonomi, harus makin kuat dan bersaing dan oleh karena itu,sektor UMKM harus makin berbasis Iptek. Pasar di dalam negeri untuk UMKM harus diperkuat.

Ada tiga segment pasar UMKM di dalam negeri yang harus digarap dengan sungguh-sungguh, yaitu pasar ke sektor industri sebagai vendor atau sub kontraktor dan progam kemitraan. (1); pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya, (2);dan pasar untuk memenuhi kebutuhan para turis mancanegara atau domestik(3).

Inilah setitik harapan pandangan dari masyarakat awam yang telah terlalu lelah dan letih mengikuti dinamika problema ekonomi di negeri ini yang tak kunjung memberikan pengharapan karena tidak fokus.Mudah-mudahan ke depan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS