Taiwan Mengadakan Pemilu Lokal

Loading

images (1)
TAIPEI, (tubasmedia.com) – Jajak pendapat telah ditutup dalam pemilihan umum lokal yang diadakan Taiwan, yang secara luas dilihat sebagai referendum hubungan mereka dengan China.

Sejumlah hampir 20.000 kandidat memperebutkan lebih dari 11.000 posisi di sembilan tingkat pemerintahan di Taiwan, dan hasilnya diharapkan akan ada dalam beberapa jam ke depan. Posisi-posisi yang diperebutkan dalam pemilu tersebut adalah termasuk jabatan walikota, anggota dewan legislatif, dan jabatan sebagai hakim.

Kritikus mengatakan bahwa Kuomintang (KMT), partai yang berkuasa saat ini, memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan China, sementara pendukungnya mengatakan Taiwan membutuhkan hubungan baik dengan tetangga yang kuat.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang yang harus kembali bersatu dengan mereka. China dan Taiwan sendiri, pada tahun 1949, memiliki pemerintahan yang terpisah sejak berakhirnya era perang saudara.

Anggota partai KMT saat ini menjabat sebagai menjadi presiden, mayoritas anggota di legislatif, dan menjadi walikota di sebagian besar kota-kota dan kabupaten Taiwan, meskipun jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa mereka bisa berisiko kehilangan benteng tradisional seperti Taipei dan Taichung.

Beberapa pemilih takut jika KMT diperbolehkan untuk terus membangun hubungan yang kuat dengan China, Taiwan mungkin menjadi terlalu tergantung secara ekonomi dengan China daratan dan rentan terhadap tekanan untuk menyatukan mereka kembali satu hari nanti.

Mereka tidak percaya kepada KMT, terlepas dari apakah penawaran yang ditandatangani dengan Beijing dinilai baik untuk masa depan Taiwan. Disisi lain pendukung KMT, merasa bahwa Taiwan membutuhkan hubungan baik dengan mitra dagang terbesarnya untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sedang sakit di pulau itu.

Mereka takut kemenangan yang diraih oleh partai oposisi DPP bisa menyebabkan hubungan ekonomi China dengan Taiwan mengalami kemunduran. Partai DPP adalah juga pihak yang sangat mendukung Taiwan mendapatkan kemerdekaan resmi dari China, dimana itu adalah sesuatu yang sangat ditentang oleh Beijing.

Pada tahun 2016 Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden dan legislatif. Taiwan sendiri baru mulai di izinkan mengadakan pemilihan yang benar-benar demokratis, dengan kandidat partai oposisi dan hak pilih umum, pada akhir tahun 1980-an. (rizal)

CATEGORIES
TAGS