Tebak-tebak Manggis

Loading

Oleh : Edi Siswoyo

ilustrasi

ilustrasi

SOAL istilah, masyarakat Indonesia gudangngya. Dalam kehidupan sehari – hari apa saja ada istilahnya secara umum atau pun khusus. Satu diantara yang banyak itu, pemakaian kata tebak-tebak manggis. Istilah ini secara umum digunakan untuk memprediksi satu kemungkinan diantara banyak kemungkinan yang ada. Tebak-tebak manggis belakangan ini menjadi popular sehubungan quick count (hasil perhitungan cepat) pemilu legislatif (pileg) 9 April 2014. Mengapa?

Ya, soalnya istilah tebak-tebak manggis banyak digunakan oleh kalangan–pengamat–untuk memprediksi koalisi politik yang akan dibangun berdasarkan perolehan suara partai politik (parpol) peserta pileg . Hasil sementara menurut perhitungan cepat berbagai lembaga survei PDI Perjuangan memperoleh sekitar 19 persen, Partai Golkar 15 persen, Partai Gerindra 12 persen, Partai Demokrat 9 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 9 persen, Partai Amanat Nasional 8 persen, Partai Keadilan Sejahtera 7 persen, Partai Nasional Demokrat 7 persen, Partai Persatuan Pembangunan 7 persen, Partai Hati Nurani Rakyat 6 persen, Partai Bulan Bintang 2 persen dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 1 persen.

Hasil tersebut menunjukkan tidak ada parpol yang memperoleh suara yang memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden (presdisential threshold) sebanyak 20 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau 25 persen suara sah secara nasional. Maka, koalisi parpol menjadi keharusan untuk bisa mencalonkan pasangan presiden dan wakil presiden pada pemilu presiden (pilpres) 9 Juni 2014 mendatang. Sambill menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) kini parpol sedang sibuk melakukan penjajagan untuk menentukan koalisi.

Ada pandangan yang menebak–memprediksi–bakal ada tiga koalisi yang dipimpinn PDI Perjuangan, Partai Golkar dan Partai Gerindra. Ada pula yang memprediksi empat koalisi dengan tambahan satu koalisi dari gabungan parpol papan tengah. Dalam politik segala kemungkina bisa terjadi. Maka, pertanyaanya koalisi seperti apa yang akan terbenuk ?

Selama ini masyarakat mengenal koalisi politik “pelangi” dibawah pimpiunan Partai Demokra yang tidak solid. Padahal soliditas koalisi sangat dibutuhkan bagi masa depan Indonesia. Masyarakat berharap melalui suara yag diberikan bisa terbentuk koalisi politik yang solid untuk memperkuat sistem kabinet presidensial. Pada koalisi politik itulah masyarakat ingin melihat secara lebih jelas dan lebih tegas strategi pembangunan nasional yang ideologis (Pancasila).

Suara rakyat pemilih menjadi komitmen politik di parlemen dan di pemerintahan untuk bekerja secara konkret demi kesejahteraan rakyat, bukan sekedar—tebak-tebak manggis–untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden demi mendongkrak perolehan suara dalam Pilpres! ***

CATEGORIES
TAGS