Site icon TubasMedia.com

Teknologi Digital Juga Dongkrak Ekonomi

Loading

NUSA DUA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus mendorong percepatan adopsi teknologi digital di sektor industri manufaktur nasional.

Upaya ini penting untuk membuka kunci pertumbuhan dan produktivitas serta penghubung guna menghasilkan inovasi produk yang berkualitas dan kompetitif di pasar global.

“Lebih dari 60 persen kegiatan manufaktur dapat diotomatisasi dengan teknologi digital. Perubahan-perubahan ini mendorong dunia menuju masa depan produksi yang yang terintegrasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menjadi pembicara pada Forum Tri Hita Karana dengan tema The Rise of Innovation Hubs bertepatan dengan rangkaian IMF-WBG 2018 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10).

Menurut Menperin, pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan inovasi menjadi ciri implementasi revolusi industri 4.0. Misalnya, nanti perusahaan manufaktur, pemasok peranti, dan pelanggannya akan terhubung pada platform internet of things (IoT).

“Berdasarkan beberapa hasil studi internasional, penerapan industri 4.0 dapat menambah total market ekonomi kita hingga USD200 miliar di tahun 2030. Selain itu, juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen,” ungkapnya.

Bahkan, survei McKinsey (2018) menyebutkan, teknologi digital dapat memberi sumbangsih sebesar USD3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini.

Perkembangan ekonomi digital dianggap akan mengontrol ekosistem atau cara hidup manusia di masa depan. Contohnya di bidang telekomunikasi, saat ini pilihannya hanya dua, android dan IOS. “Bank bisa saja tidak dibutuhkan karena marketplace sudah menyediakan layanan penjualan, pembayaran dan pengiriman.

Selain itu, financial market sekarang berbeda, sudah konvergen dengan teknologi. Dengan teknologi, semua data bisa terbuka, terekspos kepada pasar,” papar Airlangga.

Karenanya, kata Menperin, 17 juta tenaga kerja yang dimiliki Indonesia harus dimaksimalkan kemampuan dan kapasitas digitalnya pada tahun 2030. Total jumlah tenaga kerja tersebut meliputi satu juta profesional digital, termasuk insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, dan analisis tingkat lanjut. (ril/sabar)

 

Exit mobile version