Tenaga Penggerak

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

PESAWAT terbang bisa terbang karena pesawat tersebut memiliki engine sebagai tenaga penggeraknya. Demikian pula mobil dan kapal laut dan yang lainnya. Kalau kita bawa ke dalam sebuah kehidupan (apakah kehidupan rumah tangga ataupun kehidupan yang lebih besar, misal rumah tangga negara), maka di dalam sistem tersebut harus ada tenaga penggeraknya. Tenaga penggerak tersebut apapun alasannya sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang bisa bergerak cepat atau sebaliknya, tergantung kebutuhan kita atau tergantung maunya kita.

Asumsi yang dipakai adalah bahwa sebagai tenaga penggerak atau kalau dalam pesawat/mobil/kapal tadi kita sebut saja engine, maka seluruh sistem yang ada harus dinyatakan dalam keadaan baik dan layak untuk dioperasikan, sehingga dapat berfungsi optimal sebagai tenaga penggerak. Kalau kita sepakat bahwa dalam sebuah kendaraan tadi engine kita nyatakan sebagai tenaga penggerak, maka dia membutuhkan perawatan yang prima agar selama engine yang berfungsi sebagai tenaga penggerak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan efisien.

Tenaga penggerak akan bisa berfungsi dengan optimal bilamana ada yang bertanggung jawab secara kompeten dan profesional yang dapat menggerakkan tenaga penggerak tersebut. Dalam pemahaman yang seperti ini, berarti dalam setiap kehidupan, paling tidak diperlukan dua faktor utama dan penting yang harus ada, yaitu tenaga penggerak, kita sebut saja engine dan sosok pelaku yang bertanggung jawab untuk menggerakkan engine tersebut, kita sebut seorang profesional.

Kalau dalam sebuah rumah tangga, dapat kita ambil contoh misalnya sebagai tenaga penggerak ekonomi rumah tangga adalah warung nasi kebuli. Warung ini akan maju atau bangkrut sangat tergantung dari kepiawaian sang aktor intelektual di balik pengelolaan warung tersebut. Bisa sang bapak, bisa juga si ibu atau bahkan orang lain yang diberi kepercayaan untuk mengurusnya.

Demikian pula dalam suatu rumah tangga negara, katakan melipat gandakan nilai tambah sumber daya ekonomi nasional sebagai tenaga penggerak pertumbuhan ekonomi, maka supaya tenaga penggerak tersebut dapat berfungsi optimal sebagai mesin pertumbuhan diperlukan profesional person dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk menjadi aktor/aktris intelektual yang mampu menggeraknya. Tepat memilih berpotensi untuk berhasil dan salah memilih sangat berpotensi membawa kejurang kebangkrutan dan kemandegan.

Karena itulah, dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara secara sederhana kita harus dapat memilih dua hal, yakni, pertama menyepakati sektor ekonomi apa yang akan dipilih sebagai tenaga penggerak pertumbuhan ekonomi yang dapat membuahkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh warga negaranya. Kedua, memilih dan menetapkan siapa yang layak dan patut untuk mengurus dan mengelolanya.

Dalam kerangka pikir yang seperti ini, maka kalau persoalannya dapat kita sederhanakan, masalah pembangunan di negeri tercinta ini sebetulnya hanya persoalan manajemen, yaitu memilih dan menyepakati apa engine of growth dari sistem ekonomi nasional dan siapa yang memanajemeni agar engine of growth tersebut membuahkan hasil yang menjadikan bangsa ini sejahtera dan makmur. Soal politik anggap saja sekedar bunga rampai kehidupan. Apalah artinya sebuah kekuasaan kalau ujung -ujungnya masyarakat awam memberikan hukuman bahwa mereka (para aktor/aktrisnya) dianggap gagal menjadi pengelola rumah tangga negara yang baik, proper, kompeten dan profesional.

Sangat menggelikan jika kita saksikan sendiri dalam keseharian bahwa apa yang sesungguhnya terjadi adalah manakala engine of growth-nya sudah disepakati, tapi pada saat yang sama terjadi pula gontok-gontakan berebut ingin tampil sebagai pilot, nakoda yang menghendaki agar mereka yang sepatutnya bertindak sebagai pilot atau sebagai nakodanya. Ketika perebutan untuk mendapatkan hak pengelolaan atas rumah tangga negara tak kunjung berhenti, maka kita tentu dapat berimajinasi bahwa akibatnya ekonomi kita nyaris seperti nggak bisa take off.

Kalaupun bisa take off ongkosnya mahal. Persoalan di sektor mikro, seperti masalah gas, listrik, masalah rotan, masalah gula kalau ditelisik lebih mendalam biang keroknya adalah persoalan manajemen, di samping tentu ada masalah kepentingan. Kesimpulannya adalah baik pada tataran makro ataupun mikro, kita membutuhkan tenaga penggerak. Tenaga penggerak dimaksud adalah mengandung dua pengertian sekaligus yaitu memilih engine-nya dan menentukan siapa dan bagaimana menggerakkan dan mengelola dan sekaligus merawat engine tersebut agar benar-benar dapat berfungsi layaknya sebagai sebuah engine/sebagai motor penggerak/sebagai tenaga penggerak. Tidak boleh terjadi di masyarakat ada engine yang mangkrak atau dimangkrakkan/dibesi tuakan.

Kalau ini terjadi, maka pasti ada yang salah dan kesalahan yang hampir pasti terjadi karena akibat pengelolaan yang buruk dan tidak bertanggung jawab. Ini semua persoalan kita sendiri, bukan persoalan bangsa lain. Tenaga penggerak pertumbuhan ekonomi pasti kita perlukan apakah sumber daya alam kita yang ada di darat maupun di laut. Tapi dia akan bisa bergerak maju untuk membuahkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi kita semua asal para penggeraknya proper, kompeten dan profesional dan bertanggung jawab. Secara matematis dapat diformalisasikan bahwa tenaga pengerak ditambah aktor/aktris penggerak yang kompeten dan profesional sama dengan nilai tambah yang akan menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran.***

CATEGORIES
TAGS