Tingkatkan Ekspor Produk Mamin ke Jepang, Temu Bisnis Semakin Diperkuat

Loading

MENINJAU STAND – Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto meninjau stand kopi dari Temanggung didampingi oleh Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Abdul Rochim serta Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Enny Ratnaningtyas seusai acara Temu Bisnis Industri Agro dengan Delegasi Pemerintah Prefektur Fukuoka di Kementerian Perindustrian, Jakarta , 22 Februari 2018. (tubasmedia.com/ist)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia dan Jepang semakin menguatkan kerja sama yang komprehensif di sektor industri. Kali ini, Kementerian Perindustrian RI bersama Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang berupaya menjajaki temu bisnis antara pelaku industri kedua negara khususnya di sektor agro untuk menjalin kemitraan sekaligus guna menarik investasi dan mendongkrak ekspor.

“Pada tahun 2017, mereka menyatakan salah satu negara sasaran untuk program ke depannya adalah Indonesia dengan fokus di sektor agribisnis dari hulu sampai hilir,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto pada acara Business Matching di Jakarta, Kamis (22/2).

Panggah menyampaikan, sebagai langkah persiapan sebelum acara tersebut, pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke Fukuoka guna membahas proposal perencanaan bisnis dan melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan industri agro setempat.

Dia pun menjelaskan, Pemerintah Prefektur Fukuoka telah menjalankan Asia Business Delegation Program sejak tahun 2014. “Program ini bertujuan untuk melakukan temu bisnis dan pertukaran informasi dengan pemerintah negara-negara di Asia,” terangnya.

Pada acara Business Matching, Kemenperin mengundang sejumlah pelaku industri agro Indonesia untuk mempromosikan produk-produk unggulannya, antara lain produk olahan rumput laut, kakao, teh, kopi, singkong, madu hutan, serta bahan makanan baik organik dan non organik. Selain itu menampilkan pula produk makanan hasil sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi sebesar 34,33 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas nasional pada tahun 2017. Capaian ini tertinggi dibanding sektor lainnya.

Sementara itu, ekspor industri makanan dan minuman nasional ke Jepang sebesar USD800 juta pada tahun 2017. Angka nilai ekspor tersebut tanpa mengikutsertakan CPO senilai USD212 juta. “Sedangkan, nilai impor produk makanan dan minuman Jepang ke Indonesia sekitar USD35 juta, sehingga kita masih surplus,” ungkap Panggah.

Adapun beberapa produk industri agro nasional yang berpotensi menembus pasar Jepang, antara lain produk olahan rumput laut, ikan, kopi, cokelat, singkong dan rempah-rempah. “Ini yang perlu kita kembangkan untuk ekspor ke sana, karena belum terlalu banyak. Kami juga mendorong pelaku IKM kita bisa terlibat,” imbuhnya.

Menurut Panggah, acara Business Matching dengan Prefektur Fukuoka merupakan platform yang ideal bagi para buyers dan supplier di Indonesia dan Jepang untuk memperluas pangsa pasarnya di Asia Timur. Oleh karena itu, diharapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan secara maksimal kesempatan ini untuk melakukan komunikasi bisnis dan pertukaran informasi yang produktif sehingga dapat terjalin kerja sama bisnis yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.ii

“Semoga acara ini dapat menjadi jembatan untuk membangun kerja sama yang erat antara pengusaha Indonesia dan Jepang, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan kinerja ekspor produk makanan dan minuman Indonesia dan Jepang,” tutur Panggah. (ris)

CATEGORIES
TAGS