Tradisi Jamasan Bendhe, Becak Masih Tetap Dilestarikan Masyarakat

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

GROBOGAN, (TubasMedia.Com) – Kabupaten Grobogan masuk katagori terluas ke dua di Jawa Tengah dan kaya akan budaya tradisi yang di tinggalkan oleh para pendahulu. Seperti Tradisi Bendhe Becak yang ada di Desa Katean Kecamatan Brati masyarakat sekitar desa tersebut tiap tahun aktif memperingati dengan menggelar ritual untuk mencari keberkahan dari hasil penjamasan pusaka Bendhe Becak.

Menurut Sudarmo (58) juru kunci pusaka tersebut bahwa Bendhe becak merupakan sebuah alat musik gamelan. Sepengetahuan warga, bendhe di Dusun Pasiraman merupakan pasangan dari bendhe becak yang ada di Solo.Ini adalah tradisi jamasan bendhe Nyai Nawang Wulan. Pelaksanaannya kami tidak tahu, karena kami hanya mewarisi saja. Bahkan, apabila tradisi ini kami tinggalkan pun kami tidak berani. Kami meyakini akan terjadi suatu bencana dan musibah yang akan desa ini jika kami sampai tidak menjamas,” kata Sudarmo Tokoh Desa Katean.

Lanjut sudarmo,Bendhe sebelumnya disimpan dalam keadaan tertutup di rumah Sudarmo. Bendhe itu baru dibuka ketika Saffar. Pelaksanaan jamasan itu tidak serta merta langsung disiram dengan air. Akan tetapi, melalui dari selametan, kemudian dibawa ke tempat jamasan dengan diiringi doa-doa.

Bahkan, sesampai di tempat jamasan masih melalui prosesi buka bendhe. ”Kita berdoa dulu untuk menghormati Nyai Bendhe. Prosesinya juga panjang melalui selametan dan nasinya kita bagikan kepada masyarakat agar selama menjalani prosesi jamasan bendhe, dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan. Untuk pelaksanaannya itu setahun sekali di setiap Jumat Pon atau Jumat Pahing (penanggalan Jawa) pada bulan shafar.

Masyarakat sekitar desa Katean menyakini bahwa mendapatkan air jamasan bendhe, tersebut dapat menjauhkannya dari nasib sial dan air bekas jamasan bendhe bisa menghilangkan berbagai penyakit.Ungkapnya. (sofi)

CATEGORIES
TAGS