UKM Tidak Gentar Serbuan Produk China

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BOGOR, (Tubas) – Masuknya produk asal China, tidak berdampak besar bagi barang lokal, salah satunya produk hasil usaha kecil dan menengah (UKM) kerajinan Citeureup.

Bedasarkan data industri di pemerintah kecamatan, jumlah pelaku UKM mencapai 481 unit yang terdiri dari 216 pelaku usaha logam, 108 non logam, 157 pelaku usaha tahu dan tempe.

Masuknya produk Cina tidak akan mudah menggusur barang lokal karena produksi asli Citeureup tidak memiliki pesaing dari negara mana pun terutama produk yang terbuat dari logam. Hal itu disampaikan Kasi Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Kecamatan Citeureup Geri M Suwaryo kepada tubasmedia.com minggu lalu.

Hasil kerajinan logam Citeureup sejak dulu sudah dikenal luas di hampir seluruh Indonesia apalagi beberapa tahun ini produksi telah menyentuh pasar Asia Tenggara.

Untuk itu Geri meminta agar pelaku UKM tidak takut atas serbuan produk China ke Indonesia apalagi dirinya yakin jika produk hasil UKM jauh lebih berkualitas. “Hal inilah yang tidak dimiliki produk Tiongkok yang mudah rusak meski digunakan baru sebentar,” imbuhnya.

Namun, satu kelemahan pelaku UKM yakni tidak mendaftarkan produknya ke Kementerian Perindustrian untuk memperoleh Harta Kekayaan Inteletual (HKI), terlebih karena banyak merek terkenal dunia yang mengandalkan bahan baku dari Citeureup.

“Padahal negara seperti Amerika, Cina dan Eropa sering membeli bahan baku dari Indonesia untuk dibuat di sana dan hasilnya dijual kembali di Indonesia,” ungkap Geri. (sukron/syamsul)

TAGS

COMMENTS