Ulurkan Tangan kepada si Miskin

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari (sembako) tambah hari tambah naik. Mendekati hari raya Idul Fitri nanti, hampir bisa dipastikan harga sembako tidak terjangkau oleh isi kantong warga masyarakat miskin desa maupun di kota.

Pada bulan Ramadhan sekarang ini banyak orang miskin di pedesaan yang berbondong-bondong datang ke kota untuk menadahkan tangan menerima sedekah dari si kaya. Pada bulan ini juga banyak orang yang menyedekahkan sebagian hartanya. Lantaran itu, si miskin mempergunakan kesempatan untuk menadahkan tangan sekedar untuk membeli beras dan kebutuhan rumah tangganya lainnya.

Sebetulnya menadahkan tangan meminta sedekah tidak manusiawi, jauh dari harkat dan martabat sebagai manusia. Namun bagaimana lagi jika saat ini hanya itulah jalan yang bisa dikerjakan. Lapangan kerja semakin sulit didapat si miskin karena tidak punya keterampilan yang cukup untuk memasuki dunia kerja.

“Sebetulnya menadahkan tangan meminta belas kasihan adalah kurang mengena di hati, namun bagaimana lagi kemampuan mereka saat ini hanya itu. Utamanya penanganan untuk keluarga miskin menjadi tanggung jawab pemerintah, namun tidaklah salah bila masyarakat luas ikut turun tangan,” kata Hj. Sri Marnyuni, seorang politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah.

Adakah yang salah? Merambatnya harga-harga sembako dan barang-barang lainnya akhir-akhir ini menambah penderitaan si miskin, tidak hanya karyawan kecil, namun petani dan karyawan kecil pun tertimpa musibah kenaikan harga sembako.

Contohnya, beras saat panen dapat dipastikan harga beras turun dikarenakan hukum permintaan dan penawaran. Sedangkan saat-saat seperti ini harga beras naik sedangkan daya beli tidak sepadan, maka tingkat kemiskinan pun semakin naik, jalan keluar paling gampang bagi mereka adalah turun ke jalan meminta-minta. (yon)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS