UMKM Jateng Kurang Modal Usaha

Loading

Laporan : Bambang Sutiyono

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Modal usaha adalah kunci utama dalam setiap badan usaha. Ada yang disebut modal investasi, ada pula yang dinamakan modal kerja. Keduanya adalah darah dalam setiap tubuh badan usaha.

Bank Jateng, dalam serangkaian upacara ulang tahunnya ke-48, menggelar pameran profil sebagian perusahaan binaannya. Bazar ratusan usaha binaan Bank Jateng itu, digelar apik berderet di Jalan Pemuda, Semarang 2–3 April 2011. Acara bertajuk “Pasar UMKM Gebyar 48 th Bank Jateng” (UMKM-Usaha Menengah Kecil dan Menengah) dibuka Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo.

Dalam kesempatan itu terungkap bahwa permodalan adalah masalah utama yang menghambat pertumbuhan UMKM ditambah sulitnya bahan baku serta kurangnya informasi perihal ekspor-impor.

Muh. Yudha Negara (30) pembina usaha dari Bank Jateng Pemalang misalnya menegaskan, persoalan bahan baku masih menjadi kendala. Hal itu terungkap ketika ditanyakan kepadanya tentang CV. Kobra Jaya Pemalang, produsen sepatu, tas, dompet dari kulit ular kobra. Menurutnya, Kobra Jaya bisa mencapai cashflow sekitar Rp 3 juta s/d Rp 5 juta per hari. “Cukup lumayan bagi UMKM,” imbuhnya.

Kondisi beda dialami Opal Interior Accesories. Sebuah perusahaan menengah yang berlokasi di kawasan jalan Penjawi Kabupaten Pati. Memproduksi asesori rumah, indoors berbahan dasar logam kuningan. Dengan cashflow mencapai Rp 300-an juta setiap bulan, mereka mengaku 70% produknya diekspor.

Menurutnya, di pasar dunia seperti USA, Australia dan Jerman, mereka bersaing ketat dengan produk sejenis yang datang dari Cina dan Philipina. Harapannya di samping dibantu modal, juga berharap ada bantuan mesin untuk produksi. ***

TAGS

COMMENTS