Unesco Ancam Cabut Status TWCB Sebagai Budaya Warisan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

MAGELANG, (Tubas) – Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) saat ini, terutama di musim libur, bak sampah raksasa bagi para pengunjung. Perilaku pengunjung kerap senonoh pada peninggalan sejarah berusia ratusan tahun ini. PBB via Unesco serius mengancam, jika perilaku pengunjung tetap seperti itu, statusnya sebagai budaya warisan dunia akan dicabut.

Ke TWCB di hari libur (juga hari-hari biasa), orang bisa geleng-geleng kepala melihat bermacam masalah diacuhkan pengelolanya. Dengan mata telanjang bisa dilihat, sampah berserakan, pengunjung teriak tiket mahal, orang meludah di muka turis asing, pedagang kaki lima (PKL) berbusana kumuh seliweran dan suasana meranggas di musim kemarau seperti tak ada penyiraman.

Kerumunan pengunjung di depan empat loket, antre beli tiket masuk Rp 22.500/kepala. Suami-istri dan dua anak menggerutu, untuk masuk candi harus keluar duit hampir Rp 100.000 setara beras 10 kg. “Itu murah, pengunjung situs bersejarah di luar negeri, lebih mahal tiketnya”, kilah Pujo S, Kepala Unit TWCB.

Lalu, sampah bertebaran sejak halaman luar, merasuk sampai dalam/puncak candi. Tempat sampah di halaman luar cukup banyak. Tapi juga banyak yang rusak/tak berfungsi. Serombongan turis lokal, usai makan bersama, meninggalkan begitu saja kardus/sisa-sisa makanan di kaki candi. Diantara undak-undakan candi, puntung rokok juga bekas bungkusnya berserakan dimana-mana.

Distupa teratas candi, pengunjung duduk-duduk di bagian candi yang bisa dipakai untuk istirahat. Segerombolan cowok/cewek ABG, sambil cekikikan dengan spidol khusus, curi-curi mencoba mencoret dinding candi. Dan diundakan tiga, seorang perempuan bingung, anaknya berumur 5 tahun ingin “pipis”. Kemudian, kencinglah si anak di pojok candi.

Anehnya, semua peristiwa itu, lepas dari pengamatan petugas TSCB. Sebab, memang tak tampak petugas mengontrol para pengunjung. Kalau tak begitu, mengapa dibiarkan sampah bertebaran. Juga keadan kompleks candi yang panas meranggas, seperti tak disirami secara rutin. Pujo S secara tak langsung mengakui kondisi itu dan berjanji, akan mengefektifkan fungsi konrol di TWCB.

Unesco yang pernah mengeluarkan dana untuk pemugaran Candi Borobudur besar-besaran 30 tahun lalu mengeluarkan ultimatum, akan mencabut status TWCB sebagai salah satu budaya warisan dunia jika perilaku pengunjung masih tak senonoh pada situs kuno itu. Unesco menilai, banyak pengunjung merusak, sekaligus tak menjaga kelestarian peninggalan sejarah tersebut.

Jika ancaman Unesco itu jadi kenyataan, betapa ironisnya citra Indonesia. Apa lagi setelah kegagalan “Taman Komodo” Lombok, menjadi salah satu zone keanehan dunia. (amary)

TAGS

COMMENTS