Site icon TubasMedia.com

Wajah Ibu Kota

Loading

Oleh : Edi Siswoyo

ilustrasi

KE Jakarta aku kan kembali. Walaupun apa kan terjadi. Ke Jakarta…ke Jakarta. Begitulah potongan syair lagu populer yang pernah dinyanyikan Koes Plus. Ungkapan lagu itu tepat untuk mengambarkan gerakan arus balik setelah mudik sebagai tradisi merayakan hari raya Iedul Fitri di Indonesia. Ada dua hal penting yang perlu kita catat pada arus mudik dan arus balik pada Lebaran tahun 2014 yaitu urbabinisasi dan kemacetan lalu lintas.

Kedudukkan Jakarta sebagai ibu kota negara dan kota terbuka tidak bisa menolak migrasi penduduk desa dan kota-kota lain di Indonesia. Gerak ibu kota yang tidak pernah tidur menjadi magnet yang menyedot perhatian dan minat penduduk desa berurbanisasi dan mengadu nasib. Di dalam gelombang urbanisasi itu ada yang beruntung dan ada pula yang merasakan ibu kota lebih kejam dari ibu tiri. Tidak jarang kaum urban yang tidak beruntung menimbulkan problem sosial di wajah ibu kota Jakarta.

Tidak sedikit penduduk desa yang kesedot magnet ibu kota dan mengalir mengikuti arus balik Lebaran. Sebuah realitas sosial yang mengiringi ketimpangan gerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tidak adil. Selama gerakan tersebut terus terjadi selama itu pula migrasi dan urbanisasi terus terjadi. Maka dibutuhkan kebijakan yang mampu mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Distribusi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata diharapkan bisa memepersempit jurang ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di desa dan di kota.

Selain meyaksikan gerakan migrasi penduduk kita juga merasakan kemecetan lalu lintas yang parah pada arus mudik dan arus balik Lebaran. Meski terjadi kemacetan lalu lintas namun dilaporkan secara umum arus mudik 2014 lebih baik dari arus mudik 2013. Mabes Polri mencatat telah kecelakaan lalu lintas–satu minggu sebelum Lebaran–sebanyak 1.584 kasus. Angka tersebut turun 14 persen dibanding mudik Lebaran 2013 sebanyak 1.832 kasus. Korban meninggal sebanyak 352 orang, turun dibanding tahun 2013 sebanyak 384 jiwa. Kementerian Perhubungan juga mencatat pengguna sepeda motor pada mudik Lebaran 2014 sebanyak 1.5 juta sedang pada mudik Lebaran 2013 sebanyak 1,7 juta atau berkurang 15 persen.

Kita berharap gelombang urbanisasi yang mengiringi arus balik Lebaran bisa menjadi pekerjaan rumah pemerintah baru. Pembangunan infrastruktur menjadi perhatian serius untuk mempersempit jurang kesenjangan sosial dan ekonomi antara desa dan kota. Selain itu pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan juga dinantikan untuk mengurangi warna kelam kemacetan lalu lintas pada arus mudik dan arus balik Lebaran! ***

Exit mobile version