Wakil Ketua MPR: Terus Sosialisasikan Perjuangan Melanchton Siregar

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Teruskan menyosialisasikan perjuangan Melanchton Siregar (1912-1975) melalui media massa. Harapan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli pada saat menerima Panitia Nasional Mengenang 100 Tahun Melanchton Siregar Pengusul Pahlawan Nasional yang dipimpin oleh Sekretaris Panitia, Ronald Sihombing, di Gedung Nusantara III Senayan, Jakarta, Jumat (22/11) siang.

Pada kesempatan itu, Panitia menyampaikan buku tentang perjuangan Melanchton Siregar sebagai pendidik, pejuang kemerdekaan, politisi nasional, dan negarawan, kepada pimpinan MPR RI. Buku berjudul Melanchton Siregar Mempertahankan NKRI itu disusun oleh Aco Manafe, wartawan senior.

Menurut Melani Suharli, yang didampingi Sekjen MPR RI, Drs Eddie Siregar, MSi., jauh sebelum ini kisah perjuangan dan sosok Melanchton sudah didengarnya dari ayahnya, J. Leimena. Maka, nama Melanchton sudah tidak asing lagi baginya. Ia pun berharap pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Melanchton, pada 2014. Ia juga mengatakan, MPR akan terus merekomendasikan pemberian gelar Pahlawan Nasional itu.

Sementara itu, Sekretaris Panitia Nasional Ronald Sihombing mengatakan, dalam upaya lanjutan menyosialisasikan perjuangan Melancton, yang antara lain, ikut bergerilya melawan pemerintah kolonial pada masa perang kemerdekaan dengan memimpin pasukan rakyat Divisi Panah, Panitia akan menyelenggarakan beberapa kegiatan.

Salah satu di antaranya, diskusi mengenai pandangan Melanchton tentang Pancasila, persatuan, demokrasi, dan pembangunan. Pada 2012, sudah diselenggarakan tiga kali seminar tentang pejuang tersebut di Jakarta, Humbang Hasundutan, dan Medan. Selain itu, diadakan pertemuan dengan berbagai tokoh nasional.

Selain sebagai pejuang kemerdekaan, Melanchton Siregar semasa hidupnya berkiprah sebagai pendidik, anggota DPR/MPR, Wakil Ketua MPRS RI pada 1966-1972, serta anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1973 sampai tutup usia 24 Februari 1975. Pada masa perjuangan, dua kali markas besarnya, yakni di Pematang Siantar dan Lintong Nihuta, dibom oleh pasukan Belanda. Tapi, Melanchton, dengan nama samaran Partahuluk Raso, selamat. (ender)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS