Walikota Tasik Ibarat “Telor di Ujung Tanduk”

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – H. Djadja W, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Tasikmalaya (FKMDT) mengatakan, nasib Wali Kota Tasikmalaya, Drs. H. Syarif Hidayat M.Si, kini , ibarat “telor di ujung tanduk” untuk kembali memimpin Kota santri Tasikmalaya.

Ambisi Syarif untuk menjadi Wali kota yang kedua kalinya pada 2012 mendatang, diduga akan terganjal apabila berbagai isu sering menerpa dirinya, tidak dikonter dan dijelaskan secara transparan pada masyarakat Kota Tasikmalaya.

Pasalnya, Drs. H. Syarif Hidayat M.Si menjelang akhir jabatannya pada pertengahan 2012, sudah mendapat sorotan negatif di berbagai kalangan masyarakat Kota Tasikmalaya.

Muncul berbagai kasus yang menerpa kebijakannya, terutama mengenai penyaluran Bansos tidak merata dan yang terakhir kasus pinjaman uang Rp. 1,6 miliar ke seorang pemborong, dengan dalih dana lobi untuk mendapatkan proyek ke Pemerintah Pusat.

Kasus pinjaman uang dengan dalih uang jemput bola lobi proyek ke Pusat, merupakan kasus terheboh yang kini dilaporkan ke pihak Polda Jabar. Hal ini sudah membuat nama Syarif merosot di mata masyarakat Kota Tasikmalaya.

Ditambah lagi, pengangguran di Kota Tasikmalaya semakin menjamur. Begitu pula infrastruktur sarana jalan kondisinya memprihatinkan, padahal Kota Tasikmalaya merupakan urat nadi perekonomian di Priangan, kata Djadja.

Berbagai persoalan yang mencuat di masyarakat, yang telah terekspos di berbagai media cetak dan elektornik, tidak menjadi acuan laporan ke Wali kota.

Begitu pula di Humas Pemkot setempat, seharusnya peka dalam merilis (mengkliping koran) yang masuk ke Humas, baik itu berita mengkritik maupun pembangunan, untuk bahan masukan ke Pimpinan, kata Djadja.

Ironisnya, sejak bergulirnya era reformasi, hampir setiap Dinas Intansi di berbagai Pemda diduga dalam laporannya ke Pemimpin Daerah, baik itu Bupati maupun Wali kota selalu ABS (asal bapak senang).

“Sebaiknya pihak Humas memberikan data yang kongkret ke atasan, terutama berita-berita yang telah diekpos oleh wartawan melalui media masa, jangan berita kritik diumpeti dan berita-berita menyanjung diteruskan ke pimpinan,”kata Djadja.

Hingga tidak jarang menjadi kendala bagi Pimpinan Daerah, warga, hingga membuat iklim tidak kondusif dan saling berseberangan, akibat banyak kasus per kasus dilaporkan ke atasan tidak seutuhnya.

Sementara itu, Kabg Humas Pemkot, Drs. Asep, Mp ketika hendak diminta konfirmasinya selalu tidak ada di tempat, namun staf Humas membenarkan, kliping koran yang diteruskan ke wali kota maupun wakilnya harus disortir dahulu sebelum diteruskan.

Hampir semua bagian Humas Kab/kota Tasikmalaya, melakukan hal yang sama, kalau berita yang mengkritik pimpinan masuk laci, sebaliknya kliping berita berbau mengangkat, diteruskan ke atasan, kata staf Humas tersebut. (hakri)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS