Waspadai Kebakaran

Loading

Oleh : Enderson Tambunan

Ilustrasi

Ilustrasi

MUSIM kemarau belum benar-benar berlalu. Penduduk berbagai daerah di Tanah Air masih merasakan kekeringan, terutama sulitnya memperoleh air. Sebut saja sebagai contoh, penduduk sejumlah desa, seperti diberitakan media massa, kabarnya sampai 300 desa di Provinsi Jawa Timur, yang masih dihadapkan pada kesulitan air untuk pengairan dan konsumsi air minum. Hal yang sama diderita pula oleh beberapa daerah lainnya.

Masalah itu berulang setiap tahun, sekalipun program antisipasi sudah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat. Rasanya, hampir setiap tahun kita mendengar jeritan kesulitan air. Untungnya, sejumlah pemerintah daerah sigap mengatasi kesulitan warga itu, dengan menyalurkan tangki air ke daerah yang kekeringan. Tentu saja tahap pertama, yang paling utama dipenuhi, adalah memenuhi kebutuhan dapur atau air minum. Pasokan air bersih harus terjamin secara kontinyu agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi.

Masalah lain yang terkait dengan musim kemarau yang disorot dalam forum ini adalah berbagai kasus kebakaran, terutama menyangkut bahan-bahan yang mudah terbakar. Setiap musim kemarau, kita dihadapkan pada terbakarnya lahan dan atau hutan yang pada gilirannya menghasilkan kabut asap pekat. Pada musim kemarau hanya dengan percikan api kecil, katakan saja puntung rokok yang dibuang secara sembarangan di semak-semak, dapat menjadi kebakaran besar. Semua tahu, kemarau mengakibatkan semak-semak mengering.

Kemarau mengakibatkan benda-bebenda yang mudah terbakar makin gambang dijilat api. Kalangan pemerintah daerah sudah sering mengimbau agar jangan membuang puntung rokok seenaknya di lahan atau hutan. Jangan pula membakar untuk membuka ;lahan pertanian. Pendek kata kewaspadaan akan bahaya kebakaran menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.

Nah, persoalan kebakaran ini pasti tidak hanya menyangkut hutan, tapi juga permukiman, dan angkutan umum. Pekan lalu sebuah kapal motor terbakar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sebelumnya, media massa kita diramaikan oleh kasus kebakaran di berbagai permukiman. Tentu persoalannya terutama disebabkan oleh kelalaian manusia, yang tidak waspada, sehingga percikan api mengenai benda-benda yang sudah mengering.

Oleh karena itu, yang hendak diingatkan di sini adalah meningkatkan kewaspadaan agar kasus kebakaran dapat dicegah. Kewaspadaan dimaksud tentu berkaitan dengan orang per orang dan kelompok. Sungguh tepat memastikan semua benda yang dapat mengakibatkan percikan api terawat denmgan baik, agar jangan hanya karena “gesekan” sedikit bisa menimbulkan kobaran api. Misalnya, memelihara instalasi listrik agar tidak sampai terjadi hubungan arus pendek. Kewaspadaan itu juga terkait dengan disiplin untuk tidak membuang puntung rokok secara sembarangan, termasujk di hutan.

Musim kemarau selalu kita hadapi setiap tahun. Sebagai akibat perubahan iklim, dalam kaitan dengan pemanasan global, bisa jadi musim kemarau bertambah panjang. Itu berarti sebenarnya setiap tahun kita menghadapi ancaman kebakaran, terutama hutan. Maka kewaspadaan terhadap kebakaran amat penting kita tingkatkan.

Kita pun mengingatkan pemerintah-pemerintah daerah, terutama yang memiliki kawasan hutan, agar terus menyosialisasikan pentingnya melaksanakan tertib kebakaran ini. Sebab memadamkan kebakjaran hutan amat sulit. Bahkan, dalam beberapa kasus, harus menunggu turunnya hujan, termasuk hujan buatan. Kita memerlukan hutan sebagai “paru-paru” dunia agar pembangunan dapat terus berkelanjutan. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS